Oleh
Kelompok I
Ketua : Badaruddin (1405104010002)
Anggota :
1.
Annisa Wahyuni
(1405104010015)
2.
Imam Cato
Reyhan (1405106010039)
3.
Mona Cherlina
(1405104010017)
4.
Nurainun
Mardhiyah (1405104010018)
5.
Sesmi Karlina
(1405104010021)
6.
Siti Hatiba
Hanum (1405104010029)
7.
Yuyun Fahrina
(1405104010011)
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang
terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara
manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang
ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus
berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna
penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam
surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia telah menjadikan manusia
makhluk ciptaan-Nya yang paling baik; badannya lurus ke atas, cantik parasnya,
mengambil dengan tangan apa yang dikehendakinya; bukan seperti kebanyakan binatang
yang mengambil benda yang dikehendakinya dengan perantaraan mulut. Kepada
manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu
pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan
sanggup menguasai alam dan binatang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya?...
2.
Apa Fungsi Kebudayaan Dalam Bermasyarakat?...
3.
Apa Pengertian Manusia, dan Budaya?...
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Manusia
Dan Budaya
1.
Pengertian
Manusia
Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Lingkungan dan
manusia atau manusia dan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan sebagai
ekosistem, yang dapat dibedakan mejadi:
a.
Lingkungan alam
yang befungsi sebagai sumber daya alam
b.
Lingkungan
manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia
c.
Lingkungan
buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan
2.
Pengertian
Budaya
Kata budaya
merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai
singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan
dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris
culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi budaya
dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai
ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai
berikut:
a.
E.B. Taylor:
1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
b.
Linton: 1940,
mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola
perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota
suatu masyarakat tertentu.
c.
Kluckhohn dan
Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang
tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional,
irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk
perilaku manusia
Berdasarkan
definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal
terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar.
Dari kerangka
tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara pendidikan
dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang merupakan
kegiatan inti dalam dunia pendidikan. Terdapat tiga wujud kebudayaan, yaitu :
a.
wujud pikiran,
gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari
kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota
masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;
b.
aktifitas
kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas
aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul
satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu
berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;
c.
Wujud fisik,
merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia
dalam masyarakat.
Ø Perwujudan budaya
JJ. Hogman
dalam bukunya “The World of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas,
activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar
Antropologi” menggolongkan wujud budaya menjadi:
a.
Sebagai suatu
kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya.
b.
Sebagai suatu
kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
c.
Sebagai
benda-benda hasil karya manusia
Berdasarkan
penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua,
yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
1)
Budaya yang
Bersifat Abstrak
Budaya yang
bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya
terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan
cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari
kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi
manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
2)
Budaya yang
Bersifat konkret
Wujud budaya
yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas
manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau
diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan
fisik, yang terdiri atas: perilaku, bahasa, dan materi. Untuk jelasnya
perhatikan penjelasan dibawah ini :
a)
Perilaku
Perilaku adalah
cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku
manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of
behavior) masyarakatnya.
b)
Bahasa
Bahasa adalah
sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap
dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling
penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti
sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir
dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan
ada.
c)
Materi
Budaya materi
adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya
pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi,
dan alat transportasi.
Unsur-unsur
materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar
adalah sebagai berikut:
1.
Items, adalah
unsur yang paling kecil dalam budaya.
2.
Trait,
merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3.
Kompleks
budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4.
Aktivitas
budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari
beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture
universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery
(penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
3.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu
sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini
kontras dengan pengertian kebudayaan sehari-hari yang hanya merujuk pada bagian
tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian. Istilah
kebudayaan ini berasal dari bahasa latin Cultura dari kata dasar colere yang
berarti berkembang atau tumbuh.
Setiap individu menjalankan kegiatan dan menganut keyakinannya
sesuai dengan warisan sosial atau kebudayaannya. Hal ini bukan semata-mata
karena adanya sanksi tersebut, atau karena mereka merasa menemukan unsur-unsur
motivasional dan emosional yang memuaskan dengan menekuni kegiatan-kegiatan dan
keyakinan cultural tersebut.
Dalam rumusan ini , istilah warisan sosial disamakan dengan istilah
kebudayaan. Lebih jauh, model tersebut menyatakan bahwa kebudayaan atau warisan
sosial lebih adaptif baik secara sosial maupun individual, mudah dipelajari,
mampu bertahan dalam waktu lama, normative dan mampu menimbulkan motivasi.
Namun tinjauan empiris terhadapnya memunculkan definisi terbaru tentang
kebudayaan seperti yang diberikan EB
Taylor, “Kebudayaan adalah keseluruhan
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adab,
serta kemampuan dan kebisaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat”. Ada beberapa komponen utama kebudayaan, sebagai berikut :
a.
Individu
b.
Masyarakat
c.
Alam
Dari catatan
Supartono, 1992, terdapat 170 definisi kebudayaan. Catatan terakhir Rafael Raga
Manan ada 300 buah, beberapa diantaranya
1)
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
2)
Robert H Lowie
Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian
yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan
masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
4.
Isi (Substansi) Utama Budaya
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah
sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.
a.
Sistem Pengetahuan
Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia
memiliki sistem pengetahuan tentang:
·
Alam sekitar
·
Alam flora dan fauna Zat-zat manusia
·
Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia
·
Ruang dan waktu.
Unsur-usur dalam pengetahuan tersebutlah yang menjadi materi pokok
dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.
b.
Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan
dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat menentukan sesuatu berguna
atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius atau sekuler,
sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga
(nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral atau etis),
religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga bagian
yaitu:
·
Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi
manusia.
·
Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas
·
Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi
rohani manusia.
c.
Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau suatu
bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan
tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
B.
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia merupakan makluk ciptaan tuhan yang paling sempurna dari
makhluk ciptaan yang lainnya. Hal itu dikarenakan manusia diciptakan untuk
menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada surat AlBaqarah: 30
Yang artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Tapi untuk mewujudkan manusia sebagai khalifah yang baik, manusia
harus dibina akhlaknya yang sesuai dengan akhlak seorang khalifah yang baik
pula. Dalam sebuah syair menyatakan penyebab punahnya suatu bangsa, dikarenakan
jika akhlak suatu bangsa sudah terabaikan, maka peradaban dan budaya bangsa
tersebut akan hancur dengan sendirinya. Oleh karena itu untuk menjadi manusia
yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan
industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu
kesinambungan yang saling bersinergi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hommes
seorang ahli dibawah ini.
Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari
sesuatu masyarakat lain tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang
membentuk informasi tersebut. Karenanya di tiap informasi IPTEK selalu
terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya dikemukakan
juga bahwa, karena perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari masyarakat
pengguna dan masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat
diartikan lain oleh masyarakat penerimanya.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam
segala hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh
Allah SWT melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat
membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu
digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai
masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata aturan
agama.
C.
Fungsi Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya
seperti kekuatan alam, maupun yang bersumber dari persaingan manusia itu
sendiri untuk mempertahankan kehidupannya. Manusia dan masyarakat memerlukan
pula kepuasan baik dibidang materiil maupun spiritual. Kebutuhankebutuhan
tersebut diatas, untuk sebagian besar dipenuhi oelh kebudayaan yang bersumber
dari masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat menghasikan teknologi atau
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama melindungi masyarakat
terhadap lingkungan.
Pada masyarakat yang taraf
kebudayaannya lebih tinggi, teknologi memungkinkan untuk pemanfaatan hasil alam bahkan munghkin
untuk menguasai alam. Di sisi lain karsa masyarakat mewujudkan norma dan
nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam
pergaulan masyarakatnya. Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi
diriterhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari
segenap perasaan manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung, dan mengisi
masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta
membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu yaitu hidup yang lebih baik,
manusiawi, dan berperi-kemanusiaan.
BAB III
KESIMPULAN
Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu
sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan bahwa manusia
berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena
kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar
manusia sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu.
Kebudayaan berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang sehingga
mengharuskan manusia untuk mengikuti norma-norma yang ada pada budaya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Taylor, E.B. 1958. Primitive Culture : Researches in the
Development of Mythologi. Bandung. Erlangga
A.A. Sitompul. 1993. Manusia dan Budaya. Jakarta: Gunung
Mulia
Dp. Maas. 1985. Materi Pokok UT Antropologi Budaya. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Koentjaraningrat. 1975. Manusia
dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.
0 comments:
Post a Comment