Home » » Makalah: Rumput Benggala (Panicum maximum)

Makalah: Rumput Benggala (Panicum maximum)

Written By Badaruddin on Tuesday, April 19, 2016 | April 19, 2016

Makalah: Rumput Benggala (Panicum maximum)

BAB I

PENDAHULUAN

               A. Latar Belakang

            Peningkatan populasi ternak khususnya ternak ruminansia sangat perlu didukung oleh ketersediaan hijauan pakan sepanjang tahun, baik kuantitas maupun kualitasnya, mengingat hijauan pakan secara umum merupakan porsi terbesar untuk ransum ternak ruminansia. Sebagaimana diketahui pada saat ini sebagian besar hijauan pakan yang diberikan kepada ternak ruminansia adalah rumput lokal yang berkualitas rendah, padahal keragaman hijauan pakan yang ada di Indonesia sangat besar, baik di daerah beriklim basah maupun daerah beriklim kering.Petani ternak telah banyak menanam rumput unggul seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan rumput raja (Pennisetum purpupoides). Dari hasil seleksi yang dilakukan di Balitnak, saat ini sebagai alternatif adalah jenis Panicum maximum Jacq. Rumput P. maximum atau rumput benggala telah tersebar di daerah tropis. Rumput ini tidak diragukan lagi yang terbaik di Asia Tenggara sebagai rumput pastura atau diintegrasikan dengan karet dan lamtoro (L.’TMANNETJE dan JONES, 1992). HORNE dan STUR (1995) merekomendasikan rumput ini untuk rumput potong maupun rumput gembala.
 MANIDOOL (1989) menganjurkan menanam rumput benggala sebagai rumput pastura dibawah perkebunan kelapa di Thailand Selatan. Hasil penelitian di Indonesia jika dibandingkan dengan luar negeri juga tidak beda jauh seperti yang diperoleh MIDDLETON dan MC COSKAR (1975) produksi bahan kering rumput benggala sedikit dibawah rumput gajah yaitu 26,85– 60,0 t ha-1tahun-1, kandungan nitrogen 2,7 – 3,0% pada interval potong 3 minggu dan 1,0 – 1,3% untuk 12 minggu. Kemudian THOMAS (1976) melaporkan bahwa jenis ini tidak berbatang sehingga hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan secara maksimal, selain itu memiliki kandungan protein kasar 9,2–18,7% dan bahan kering per ha 4037 kg dengan kecernaan 58,6– 66,3%. SIREGAR et al., (1980) melaporkan bahwa dari rumput dengan sistem potong angkut diperoleh bahan kering 31,4 – 36,78 t ha-1th-1. SURATMINI et al., (1995) pada perkebunan kelapa dengan intensitas cahaya 30% produksi P. maximum 7,3 t ha-1 th-1 pada intensitas cahaya 18% dan 11,7 t ha-1th-1 pada intensitas cahaya 100%. Hasil yang diperoleh BAHAR et al., (1994) menunjukkan rumput kultivar cv. Riversdale yang ditanam didaerah kering Sulawesi Selatan menghasilkan 656,7– 743,3 g per 2,25 m2 atau 32,43–36,71 t ha-1.

               B. Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
  1.  Untuk mengetahui apa itu rumput Panicum Maxcimum.
  2.  Untuk mengetahui karakteristiknya.
  3.  Memenuhi tugas mata kuliah landasan agrostologi yang di berikan oleh dosen pembimbing.

BAB II

PEMBAHASAN

              A. Karakteristik dan Budidaya Rumput Benggala (Panicum maximum)


Karakteristik Rumput P. maximum yang dikenal dengan nama Guinea grass, buffalo grass, green panic (Inggris), Herbe de Guinee, panic eleve (Perancis), rumput benggala (Indonesia), suket londo (Jawa), rebha luh-buluhan (Madura), rumput kuda, rumput benggala (Malaysia), yakinni (Thailand) dan Co ke to (Vietnam). Rumput ini berasal dari Afrika Tropik dan telah dibudidayakan disemua daerah tropis maupun subtropik, karena nilainya sangat tinggi sebagai makanan ternak. Awal penyebaran rumput dari Afrika Timur dibawa ke India Barat sebelum tahun 1756 dengan tujuan sebagai produksi biji pakan burung. Kemudian ke Singapura tahun 1876 dan Filipina 19beradaptasi baik di Asia Tenggara. Menurut HAYNE (1950) masuk ke Indonesia pertama yaitu di Jawa yang dikoleksikan pada tahun 1865 dekat Jatinegara dan Van Romburgh dalam buku Aanteekeningen Cultuurtuin dalam Cultuurtuin (Kebun Tanaman) setelah 30 tahun dilaporkan dalam Laporan Kebun Raya Bogor sebagai makanan ternak dengan nama Panicum spectabile NESS (namun tidak tepat) karena sangat baik tumbuhnya sehingga dianjurkan pembudidayaannya.
Klasifikasinya adalah :
    Divisi  : Angiospermae
    Klass   : Monocotyledoneae
  Ordo      : Graminales
  Family   : Graminaceae
  Genus   : Panicum
    Spesies  : Panicum maximum.

            Jenis rumput ini yang telah dikoleksi cukup lama namun pemanfaatannya masih kurang populer dibanding dengan rumput gajah, yang telah dianjurkan oleh pemerintah sehingga rumput benggala ditinggalkan. Kemudian pada tahun 1974 hingga sekarang Balai Penelitian Ternak mengintroduksikan kembali dari Australia dengan beberapa cultivar yang hingga saat ini telah dikoleksi dan tumbuh baik ada 8 kultivar. Namun pemanfaatan sebagai pakan ternak masih terbatas dan belum banyak dibudidayakan. Karakteristik rumput benggala adalah tanaman tumbuh tegak membentuk rumpun mirip padi. Termasuk rumput tahunan, kuat, berkembang biak yang berupa rumpun/pols yang sangat besar, dengan akar serabut menembus dalam tanah, batangnya tegak, berongga tak berbulu. Tinggi tanaman 1,00 – 1,50 m, dengan seludang-seludangnya berbulu panjang pada pangkalnya, lidah kadang-kadang berkembang biak. Daun bentuk pita yang sangat banyak jumlahnya itu terbangun garis, lancip bersembir kasar, berwarna hijau, panjang 40–105 cm dengan lebar 10–30 mm.

 














Gambar 1.2 Rumput P.Maxcimum

          Bunga majemuk dengan sebuah malai yang panjangnya 20–45 cm, tegak, bercabang­-cabang, acapkali diselaputi lapisan lilin putih. Bulir berbunga 2 yang panjangnya 3 x 4 mm, bentuk lonjong. Buah yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan mudah rontok sehingga masalah serius untuk produksi biji. Panjang biji 2,25–2,50 mm, tiap kg biji mengandung 1,2– 1,5 juta butir. Kultivar yang telah dikenal yaitu: (1) Tipe besar dengan tinggi tanaman 3,6–4,2 m antara lain kultivar Hamil, (2) Tipe sedang tinggi tanaman 1,5–2,5 m seperti kultivar Common dan kultivar Gatton, (3) Tipe pendek dengan tinggi tanaman sampai 1,0 m antara lain kultivar Sabi dan kultivar Trichoglume. Jenisini merupakan rumput yang adaptasinya luas terutama di daerah dengan curah hujan tahunan tidak kurang dari 760 mm.
            Rumput ini dapat tumbuh pada tanah berbatuan dengan lapisan tanah tipis, bahkan pada tanah yang drainase buruk serta toleran pada keadaan kering yang tidak terlampau parah dan tahan naungan. Pada intensitas cahaya 30-50% masih berproduksi normal. Budidaya Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan rumput benggala sebagai hijauan pakan ternak telah dilakukan introduksi beberapa kultivar unggul. Untuk mengetahui sifat agronomi dan produktivitasnya, telah dilakukan penelitian secara intensif di Bogor oleh SIREGAR et al., (1980).
            Hasilnya menunjukkan bahwa rumput P. maximum cv Guinea dengan interval pemotongan 3 sampai 8 minggu yang diberi pupuk Urea 900 kg ha- 1 th-1, TSP dan KCl masing-masing 450 kg ha- 1 th-1 menghasilkan hijauan segar ddan kering sebagaimana tertera pada Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat bahwa produksi bahan kering tertinggi terdapat pada pemotongan umur 8 minggu dan terendah umur 3 minggu. Melihat keadaan demikian, bahwa dengan semakin panjang interval pemotongan semakin meningkat produksi segar maupun bahan keringnya. Peningkatan produksi pada umur potong empat minggu sampai 8 minggu ratarata 63,2%. Kenaikan produksi tertinggi pada pemotongan 8 minggu namun jika dihubungkan dengan nutrisi (Tabel 5) maka pada interval potong 4 minggu adalah protein kasar tertinggi dengan produksi yang tidak jauh berbeda dengan yang lebih lama interval potong. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pemotongan yang tepat sebagai rumput potong pada umur 4 minggu dan setelah umur tersebut tanaman kefase generatif dimana tidak ada lagi penambahan bobot daun karena telah mencapai pertumbuhan maksimum (CHUGLEIH et al., 1977).


BAB III

KESIMPULAN


            Adapun kesimpulan dari hari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
             1.  Rumput benggala adalah suatu rumput-rumputan yang hidupnya menahun. Tinggi buluhnya 2,5m.
             2.  Ciri-cirinya rumput P.Maxcimum adalah bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan membentuk rumpun.
             3. Warna bunga hijau atau keunguan (Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai pegunungan 0–1200m di      atas permukaan laut.
            4.   Percabangan pada rumput benggala kasar, tumbuh secara tegak dan melebar. 
            5.    Produksi Panicum maximum yang dihasilkan mencapai 100–150 ton/ha/th dalam bahan segar.
            6.   Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun berbulu. 


DAFTAR PUSTAKA

Bahar, I. F. 2000. DASAR-DASAR AGROSTOLOGI. Bogor: Gramedia Utama
Sutopo.1985. Rumput dan Leguminosa. Sulawesi Selatan:Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak
Wiratmadja dkk. 2000. Konservasi Tanah dan Strip Rumput. Gowa: Pubblisshing
Share this article :

0 comments:

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Pet014 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger