BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ternak ruminansia merupakan ternak
berlambug ganda, ternak yang memamabiak. Ternak ruminansia memiliki sistem
pencernaan yang sangat unik dan berbeda dari ternak monogastrik. Ternak
ruminansia dapat merupak hijauan menjadi daging dengan kandungan protein
tinggi, susu, dan wool pada domba. Adapun alat pencernaan ternak ruminansia
terdiri dari retikulum, rumen, omasum, dan abamasum.
Proses tersebut dapat terjadi karena
adanya bantuan microba yang terdapat didalam rumen. Pada ternak ruminansia,
rumen memegang peranan yang sangat penting. Dimana didalam rumenlah terjadi
fermentasi pakan ternak dengan bantuan microba rumen tersebut. Microba rumen
terdiri dari 4 kelompok, yaitu baktery, protozoa, jamur/fungi, dan virus.
Lipid adalah senyawa organik yang
terdapat pada jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat larut dalam pelarut
organik seperti benzene, ether atau chloroform dan hanya sebagian kecil larut
dalam air. Lipid terbagi menjadi dua kelompok yaitu yang membentuk sabun
(saponifiable) dan yang tidak membentuk sabun (non saponifiable). Lipid yang
membentuk sabun dalam bentuk sederhana adalah trigliserida, ketika dihidrolisis
dengan alkali menghasilkan gliserol dan sabun.
Trigliserida akan berbentuk cairan
pada suhu ruang (asam lemak tidak jenuh) dan akan menjadi padat (margarin)
ketika ikatan rangkapnya mengalami hidrogenasi, misalnya asam oleat berubah
menjadi streatat. Sedangkan yang lebih kompleks adalah fosfolipid misalnya
lesitin dan glikolipid yaitu komponen utama tanaman. Senyawa lipid yang tidak
membentuk sabun yang populer adalah steroid (sterol) dan karotenoid yaitu
pigemn tanaman dan merupakan vitamin yang larut dalam lemak.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar
Nutrisi yang diberikan oleh dosen pembimbing.
2.
Untuk mengetahui proses metabolisme
lipid atau lamak pada ternak ruminansia khususnya di dalam rumen.
3.
Mengetahuai pencernaan lipid atau
lemak didalam rumen ternak ruminansia.
4.
Memahami proses dari metabolisme
lipid pada ternak ruminansia.
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana proses metabolisme dan
pencernaan lipid pada ternak ruminansia besar?
2.
Mengapa metabolisme dan
pencernaan lipid pada ternak ruminansia
besar berbeda dengan ternak monogastrik?
D.
Manfaat Penulisan Makalah
Dengan adanya penulisan makalah
tentang proses pencernaan microorganisme pada ternak ruminansia ini, para
pembaca dapat mengetahui bagaimana proses pencernaan microorganisme lemak
didalam rumen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumen merupakan tabung besar
dengan berbagai kantong yang menyimpan dan mencampur ingesta bagi fermentasi mikroba. Kerja ekstansifbakteri dan mikroba terhadap zat-zat
makanan menghasilkan pelepasan produk
akhir yang dapat diasimilasi. Papila berkembang dengan baik sehingga
luas permukaan rumen bertambah 7 kalinya. Dari keseluruhan asam lemak terbangyang diproduksi, 85% diabsorbsi melalui epitelium yang berada pada dinding
retikulo-rumen (Blakely and Bade,1982).
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel
lemak sebagai cadangan energi. Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trIgliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akandiserap dari usus dan masuk kedalam darah.
(Guyton, 2007).
Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low
density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen. (Adam, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lipid/Lemak
Lemak merupakan sumber energi
penting dalam ransum ternak ruminansia. Beberapa tahun terakhir ada
kecenderungan menggunakan suplementasi lemak untuk meningkatkan kandungan
energi ransum. Lemak merupakan zat makanan yang biasanya terdapat
dalam jumlah kecil dalam makanan ternak (50 gram/kg
BK). Pada pakan ternak ruminansia, lemak terdapat
dalam hijauan maupun konsentrat atau pakan
tambahan. Kandungan lemak dalam hijauan pakan berkisar
3-10 % yang terdiri dari glukolipid. Pakan hijauan dan biji-bijian
umumnya berbentuk lemak tidak jenuh.
Lemak pada daun didominasi
oleh asam linolenat, linoleat dan oleat. Lemak dalam konsentrat
(biji-bijian) kaya kandungan asam linoleat. Untuk
memenuhi kebutuhan ternak akan energi sering petani menambahakan minyak
dalam ransum. Lemak mengandung energi yang tinggi dan merupakan
sumber energi yang murah dibandingkan zat makanan lain seperti
karbohidrat. Sering dipertanyakan apakah kualitas ransum atau
kualitas produk yang dihasilkan (susu dan daging) dipengaruhi oleh suplementasi
lemak. Jawabannya sangat tergantung pada jenis ternak dan
tipe produksi. Hubungan lemak ransum dengan lemak yang terdapat pada
produk, berbeda antara ternak non ruminansia dan ruminansia, juga antara
ternak muda dan ternak dewasa.
B.
Lemak dalam rumen
Kebanyakan
lipid pada ruminan masuk ke duodenum sebagai asam lemak bebas
dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Monogliserida adalah asam
lemak yang dominan pada monogastrik. Pada
ruminansia lemak mengalami hidrolisis di dalam rumen, sehingga sangat
sedikit terdapat pada ternak ruminansia.
C.
Pencernaan Lemak Dalam Rumen
Lemak yang terdapat dalam rumen
ternak ruminansia terdiri atas lemak pakan (80,3%),
lemak ptotozoa (15,6 %) dan lemak bakteri
(4,3 %). Metabolisme lemak dalam rumen memiliki dampak yang
besar terhadap profil asam lemak yang tersedia untuk diserap dan digunakan oleh
jaringan tubuh ternak. Pencernaan lemak pada ternak ruminansia
dimulaididalam rumen. Lemak dalam rumen akan mengalami dua proses
penting yaitu hidrolisis dan biohidrogenasi.
a.
Hidrolisis (Lipolisis)
Pertama kali lemak dari
pakan masuk ke dalam rumen maka langkah awal dari metabolisme lemak
adalah hidrolisis ikatan ester dari triglicerida, phospholipid dan
glikolipid. Hidrolisis dari lemak pakan umumnya dilakukan oleh bakteri
rumen, dan sangat sedikit sekali bukti yang meninjukkan keterlibatan protozoa
dan fungi dalam hidrolisis lemak. Proses hidrolisis (lipolisis)
lemak dalam rumen oleh lipase mikroba rumen, akan menghasilkan asam lemak,
gliserol dan galaktosa yang siap dimetabilisme lebih lanjut oleh bakteri
rumen.
Asam lemak tak jenuh (linoleat dan
linolenat) akan dipisahkan dari kombinasi ester, galaktosa dan
gliserol dan akan difermentasi menjadi VFA. Bakteri yang paling
berperan dalam hidrolis lemak adalah Anaerovibrio lipolytica yang
menghidrolisis trigliserida dan Butyrivibrio fibrisolvens yang
berperan dalam menghidrolisis phospholipid dan
glikolipid. Proses hidrolisis. dalam rumen berlangsung cukup tinggi
namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatannya seperti meningkatnya
level lemak dalam ransum maka hidrolisis menurun, pH rumen yang rendah dan
ionophor yang menghambat aktivitas dan pertumbuhan bakteri.
b.
Hidrogenasi
Hidrogenasi terjadi pada asam lemak
tak jenuh bebas yang dilepaskan dalam proses hidrolisis lemak dalam rumen.
Langkah pertama dari proses biohidrogenasi ini adalah isomerisasi dari bentuk
cis menjadi bentuk trans. Hidrogenasi ini menyebabkan pengurangan asam lemak
tak jenuh dengan hasil akhir asam lemak jenuh (stearat =C18). Hidrogenasi
umumnya terjadi pada tingkat lebih lambat dari lipolisis, namun asam lemak tak
jenuh ganda sedikit yang hadir dalam rumen.
Sebagian besar asam lemak esensial
akan rusak oleh karena proses biohidrogenasi, namun ternak tidak mengalami
defisiensi. Sebagian kecil asam lemak esensial yang lolos dari proses di dalam
rumen, sudah dapat memenuhi kebutuhan ternak.
A.
Sintesis Lemak oleh Bakteri Rumen
Mikroba rumen juga mampu mensintesis
beberapa asam lemak rantai panjang dari propionat dan asam lemak rantai cabang
dari kerangka karbon asam-asam amino valin, leusin dan isoleusin. Asam-asam
lemak tersebut akan diinkorporasikan ke dalam lemak susu dan lemak tubuh
ruminansia.
B.
Penyerapan Lemak pada Ternak
ruminansia
Asam lemak hasil hidrolisis yang berantai pendek (
< C12) diserap oleh dinding rumen (Gambar 3.10). Asam
lemak rantai panjang masuk ke sel-sel epithelium dan
diserap diusus halus. Di usus halus lemak dihidrolisis menjadi
monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim lipase pankreas. Asam lemak
rantai pendek diserap sel mukosa usus.Monogliserida dan asam lemak tak larut
membentuk misel untuk dapat melewati dinding usus.
Asam lemak C14 membentuk triasil gliserol dalam sel
epithelium usus. Triasil gleserol, fosfolipid dan kolesterol membentuk
kilomikron dan masuk ke peredaran darah untuk diedarkan
ke seluruh tubuh.
Ruminansia
muda mempunyai kemampuan untuk mengkonversi glukosa menjadi asam lemak, namun
ketika rumen berfungsi, kemampuan itu hilang dan asetat menjadi sumber karbon
utama yang digunakan untuk mensintesis asam-asam lemak. Asetat akan didifusi
masuk ke dalam darah dari rumen dan dikonversi di jaringan menjadi asetil-CoA,
dengan energi berasal dari hidrolisis ATP menjadi AMP. Jalur ini terjadi di
tempat penyimpanan lemak tubuh yaitu jaringan adiposa (di bawah kulit, jantung
dan ginjal). Konversi asetil-CoA menjadi asam-asam lemak rantai panjang sama
terjadinya antara ruminan dan monogastrik.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan makalah
di atas, maka dapat di simpulkan:
1.
Lemak dalam rumen ternak ruminansia
terdiri dari lemak pakan 80,3%, lemak protozoa 15,6%, dan lemak bakteri 4,3%.
2.
Pencernaan mocrooganisme rumen
mengalami dua proses, yaitu proses hidrolisis (Lipolisis) dan proses
hidrogenasi.
3.
Mikroba rumen mampu mensintesis
lemak rantai panjang dan lemak rantai cabang.
B.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan sran dan kritik
dari para pembaca yang sifatnya
membangun. Demikian penulisan makalah ini dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Adam. 2009.
Ilmu Makanan Ternak Ruminansia (Sapi
Perah). Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro: Semarang.
Blakely dan Bade. 1982. Microbiology of The Rumen and Instetine. Prentice Hall: New Jersey.
Campbell,
N.A. dkk. 2009. Biology 8th edition. Pearson
Benjamin Cummings: San Francisco.
Guyton. 2007. Lemak Rumen.
Gadjah Mada University Brawijaya: Malang.
Pratiwi,dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga.
Jakarta.
Rasyid,
G., A. B. Sudarmadji, dan Sriyana. 1996. Pencernaan
Hewan Pemamah Biak. Karangploso. Malang.
0 comments:
Post a Comment