Home » » Makalah : Larangan Membenci dan Memutuskan Tali Silaturrahim

Makalah : Larangan Membenci dan Memutuskan Tali Silaturrahim

Written By Badaruddin on Monday, May 2, 2016 | May 02, 2016

Larangan Membenci dan Memutuskan Tali Silaturrahim



A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang masalah
Pada zaman sekarang seiring dengan perkembangan teknologi persaudaraan antara sesama manusia semakin erat. Seolah tanpa batas kita berkomunikasi dengan teman atau saudara kita yang ada di luar daerah atau di luar negeri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk menegakkan persaudaraan (ukhuwah). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai hadits juga memerintahkan ummatnya untuk melakukan hal yang sama. Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan
Banyak sekali Hadis yang berhubungan dengan persaudaraan yang telah diriwayatkan oleh beberapa tokoh muslim kita diantaranya al Bukhory, Muslim, At Tirmidzi dan lain sebagainya.
Janganlah seseorang muslim memutuskan tali silaturrahmi sesama muslim maupun dengan orang non muslim. Tetapi hendaknya ia berhubungan dengan sesuai adat yang berlaku yang dapat mewujudkan adanya silaturrahmi. Tidak dihalalkan bagi siapapun untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.
Walaupun itu sangat berat terasa dan sulit menghilangkan kebencian itu tetapi hendaknya ia bersabar dan senantiasa berharap pahala dari Allah, maka Allah akan memudahkan segala urusan kita didunia dan diakhirat karna selalu bersabar dan selalu menjaga hubungan dengan sesama.


b. Rumusan masalah
a. Bagaimana hubungan antara sesama umat muslim
b. Bagaimana hukum mengucap dan mnjawab salam orang kafir
c. Bagaimana memberi salam kepada anak-anak.


B. PEMBAHASAN
a. Hubungan antara sesama umat muslim (At-Thaqatu’)
Imam Nawawi Rhimahulla mengatakan dalam kitabnya (Riyadhusshalihin) : Bab tentang larangan saling membenci, saling memutuskan silaturrahmi dan saling membelakangi (saling cuek). Saling membenci biasanya terjadi dengan hati, sedang saling memutuksan tali silaturrahmi terjadi dengan perbuatan dan juga perkataan. Dan saling membelakangi terjadi dengan perbuatan juga. Adapun saling membenci dengan hati terjadi jika seseorang membenci sesama muslim. Sikap saling cuek (tadabur) juga tidak boleh terjadi diantara sesama kaum muslimin. “Janganlah kalian saling cuek dengan hati. Walaupun Anda mendapati saudara Anda cuek kepada Anda maka tetaplah mendekat kepadanya” (QS. Fusshilat : 34) 

1. Hadist 
وَعَنْ أنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم 
لا تَقَاطَعُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إخْوَاناً . وَلَا يَحِلُّ لمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ.

Dari Anas ra. bahwasanya Nabi salallahualaihiwasallam bersabda: “janganlah kalian saling membenci, saling hasud, saling membelakangi dan saling memutuskan tali persaudaraan, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim tidak diperbolehkan mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. (HR. Bukhari dan Muslim). 




2. Hadist
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ الله ِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : "تُفْتَحُ أَبْوَابُ اْلجَنَّةُ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ ويَوْمَ اْلخَمِيْسِ، فَيَغْفِرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَايُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَارَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيْهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ : أَنْظِرُوْاهَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا". رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya rasulullah saw. Bersabda: “pintu-pintu surga itu dibuka setiap hari senin dan kamis, kemudian pada hari itu diampunilah dosa setiap hambanya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali orang yang berselisih dengan saudaranya, dimana dikatakan: :tunggulah dua orang ini sampai damai.” (HR. Muslim). 

3. Hadits No. 1667 Lu’lu’ Wal Marjan
حَدِ يث عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِ اللهُ عَنهُمَا. أنَّ رَسُولَ اللهِ صلّي اللهُ عليهِوَسَلّمَ ، قَالَ : الْمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يُسْلِمُهُ . وَمَنْ كَانَ فِى
حَاجَةِ أَخِيهِ . كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ . وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً ، فَرَّجَ اللهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. وَمَنْ سَتَرَمُسْلِمًا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اخرجه البخاري فى : – كتاب المظالم: – باب لايظلم المسلم المسلم ولايسلمه .
Artinya:
Abdullah bin Umar r.a. berkata : Rasulullah saw. Bersabda : Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak menganiyayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain. Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari qiyamat, dan siapa yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari qiyamat. (Bukhari, muslim).

b. Mengucap Dan Menjawab Salam Orang Kafir
1. Hadis

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ، فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ ".أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ 
“dari abu hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda” janganlah kamu sekalian memulai lebih dahulu mengucapkan salam kepada orang-orang yahudi dan orang nasrani. Apabila kamu sekalian bertemu dengan salah satu diantara mereka ditengah jalan, maka berusahalah agar iya menuju ketempat yang lebih sempit (pinggir jalan). (HR.Muslim)

2. Hadis
إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ
“Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan ‘wa’alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6258 dan Muslim no. 2163)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Anas bin Malik berkata,

مَرَّ يَهُودِىٌّ بِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ السَّامُ عَلَيْكَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَعَلَيْكَ » . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « أَتَدْرُونَ مَا يَقُولُ قَالَ السَّامُ عَلَيْكَ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نَقْتُلُهُ قَالَ « لاَ ، إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ »
“Ada seorang Yahudi melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengucapkan ‘as salamu ‘alaik’ (celaka engkau).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas membalas ‘wa ‘alaik’ (engkau yang celaka). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Apakah kalian mengetahui bahwa Yahudi tadi mengucapkan ‘assaamu ‘alaik’ (celaka engkau)?” Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan. Jika mereka mengucapkan salam pada kalian, maka ucapkanlah ‘wa ‘alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6926)  

c. Mengucapkan Salam Kepada Anak-Anak
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَيَّارٍ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ
“dia pernah melewati anak-anak kecil, lalu ia memberi salam kepada mereka & berkata; Nabi juga biasa melakukan hal ini.  
C. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk menegakkan persaudaraan (ukhuwah). Tingkatan cinta yang paling rendah adalah Husnozon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci, dengki dan bersih dari sebab-sebab permusuhan. Karna permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang-orang yang kufur terhadap risalahNya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai hadits juga memerintahkan ummatnya untuk melakukan hal yang sama. Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan.  Sangat jelas pada hadis Nabi diatas yang menjelaskan larangan memutuskan talisilaturrahmi itu haram, karna umat islam ini bagaikan satu badan, jika satu anggota badannya sakit maka seluruh anggota badannya ikut merasakan sakitnya. Mengukur iman seseorang muslim itu dilihat dari akhlaknya yang mulia, yang saling menasehati satu sama lain dan saling menyayangi sesamanya.

Dan dengan mengeratkan talisilaturrahmi maka Allah akan memudahkan segala urusan kita, memudahkan rezeki, akan memperpanjang usia dan akan bahgia dunia dan akhirat. Seorang mukmin harus mencintai untuk kaum mukminin apa yang ia cintai untuk dirinya dan tidak menyukai untuk mereka apa yang tidak ia sukai untuk dirinya. Jika ia melihat kekurangan dalam hal agama pada saudaranya, ia berusaha untuk memperbaikinya. 

D. Saran 
Adapun saran dari pemakalah yaitu jadilah kita hamba Allah yang selalu menjaga persaudaraan kita, dan jadilah kita penolong buat orang lain lakukan apa yang bisa kita lakukan dengan kebaikan dan jadilah kita peringan beban orang lain walaupun itu tidak berharga dimatanya dan insyaAallah akan berharga dimata Allah.
Semoga dengan adanya makalah ini bisa meningkatkan persaudaraan kita sebagai umat islam, dan saling menyayangi satu sama lain.
Share this article :

0 comments:

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Pet014 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger