Home » » Adab-Adab Dalam Islam

Adab-Adab Dalam Islam

Written By Unknown on Saturday, April 16, 2016 | April 16, 2016

Adab-Adab Dalam Islam


Assalamualaikum Wr.Wb..
        Apakabar sahabat sekalian?...Tentu sehat wal'afiyat ya.
Baik langsung saja, pada kesempatan kali ini kita akan membahas adab-adab dalam islama. Sering muncul pertanyaan dalam benak kita, bagaimana sih adab makan dan minum dalam islam? bagaimana sih adab tidur dalam islam? dan bagaimana sih adab berpakaian dalam islam. Baik di pembahasan kita kali ini sobat semua akan mengetahuinya. Mari kita bahas bersama:

1. Adab Makan dan Minu

  • Memakan makanan dan minuman yang halal, Sesuai dengan firman Allah SWT: “Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)
  • Mendahulukan makan daripada shalat jika makanan telah dihidangkan. Yang dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih). Faidahnya supaya hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika shalat.
  • Tidak makan dan minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam salah satu riwayat Muslim disebutkan, “Sesungguhnya orang yang makan atau minum dalam bejana perak dan emas …”
  • Dianjurkan memuji makanan dan dilarang mencelanya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya. (HR. Muslim).

  • Hendaklah membasuh tangan sebelum makan dan membasauh mulut
  • Memulaikan makan sahabat dengan membaca "basmalah" dan mengakhiri dengan "alhamdulillah". Tapi         jika sahabat lupa membaca basmalah di awal makan, maka hendaklah sahabat mengetakan "Bismillahi           fi awwalihi wa akhiri".
  • Hendaknya makan dengan tangan kanan
  • Tidak makan sambil bersandar
  • Apabila ada sesuatu makanan kita terjatuh, hendaknya membersihkan bagian makan yang kotor dan   memakan bagian yang bersih.
  • Hendaknya jangan meniup pada bagian makanan yang masih panas, dan tidak memakannya hingga     menjadi lebih dingin.
  • Makanlah secukupnya saja, jangan makan berlebih-lebihan.
  • Hendaklah merasa puas.
  • Makan dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian menjilati jari dan wadah makan selesai makan.Ka’ab bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan tiga jarinya. Apabila beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR. Muslim)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian selesai makan, maka janganlah ia mengusap jari-jarinya hingga ia membersihkannya dengan mulutnya (menjilatinya) atau menjilatkannya pada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim). 
  • Cara duduk untuk makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Aku tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari) Maksudnya adalah duduk yang serius untuk makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsaat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Yang benar adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.
  • Apabila lalat terjatuh dalam minumanNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR. Bukhari). 
  • Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makanTerdapat banyak cara bersyukur atas kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan kita selalu memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan). Salah satu doa setelah makan yaitu, “alha.mdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari).
  • Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wallailah (472))Apabila Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,“Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari). 
  • Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.”(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5957), dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’(381))Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR. Ibnu Majah (499))
  • Dianjurkan bicara saat makan, tidak diam dan tenang menikmati makanan seperti halnya orang-orang Yahudi.Ishaq bin Ibrahim berkata, “Pernah suatu saat aku makan dengan Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad) dan sahabatnya. Kami semua diam dan beliau (Imam Ahmad) saat makan berkata, ‘Alhamdulillah wa bismillah’,kemudian beliau berkata, ‘Makan sambil memuji Allah Ta’ala adalah lebih baik dari pada makan sambil diam.'
2. Adab Tidur
  • Tidak mengakhirkan tidur malam selepas shalat Isya’ kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muraja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga
  • Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, terlebih dahulu sebagaimana hadits: yang artinya "Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]
  • Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]
  • Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam ataupun tidur siang. Sebagaimana hadits: “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla.”[2]
  • Membaca ayat-ayat Al-qur'an sebelum tidur, seperti ayat Kursi dll.
  • Hendaknya mengakhiri berbagai do’a tidur dengan do’a berikut: yang artinya “Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.”[6].
  • Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan do’a: yang artinya “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah Yang Mahaesa, Maha Perkasa, Rabb Yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, Yang Mahamulia lagi Maha Pengampun.” [HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishahihkan oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah no. 206
  • Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma : yang artinya “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai celak pada kedua matanya sebanyak tiga kali go-resan.” [HR. Ibnu Majah no. 3497. Lihat Syamaa-il Muhammadiyyah hal. 44].
  • Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur.
  • Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.”[7]. 
  • Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dadanya dari setiap kemarahannya kepada manusia lainnya.
  • Hendaknya bersegera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Allah dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.[8]
  • Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
          [Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani, Judul dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret 2006M]

3. Adab Berpakaian.
  •     Memakai pakaian dari sebelah kanan dan melepasnya dari sebelah kiri
  • Ketika bendak memakai pakaian hendaklah membaca "basmala"
  • Untuk laki-laki, hendaklah memakai pakaian yang panjang hingga menutup auratnya. Sedangkan yang wanita hendaklah menggunakan pakaian yang menutupi anggota tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
  • Bagi laki-laki dilarang memakai sutra dan emas secara mutlak, namun hal ini di halalkan bagi para perempuan.
  • Tidak boleh memakai pakaian lawan jenis.
  • Hendaknya memakai pakaian yang sopan dan rapi
  • Bagi laki-laki tidak boleh memanjangkan pakaian melebihi mata kaki walaupun tidak berniat sombong. Sedangkan pada para perempuan di anjurkan.
4. Hal-hal yang harus di perhatikan kaum wanita dalam berpakaian
  • Pakaian menutupi seluruh tubuh
  • pakaian longgar, tidak terlalu ketat. Bagi kaum wanita pakaian yang ketat akan mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya akan keliahatan, tentu akan mengundang pikiran kotor dan sangkaan buruk (seuzhan) bagi yang melihatnya.
  • Tidak diberi wangi-wangian
  • Pakaian tidak boleh menyerupai pakaian laki-laki
  • pakaian tidak menyerupai pakaian non muslim
  • pakaian tidak transparan.
Demikian pembahasan kita pada kesempatan ini, semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Assalamua'alaikum Wr.Wb...


Share this article :

0 comments:

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Pet014 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger