Home » » Makalah: SAPI HEREFORD DAN PRODUKSINYA

Makalah: SAPI HEREFORD DAN PRODUKSINYA

Written By Unknown on Saturday, April 16, 2016 | April 16, 2016

SAPI HEREFORD DAN PRODUKSINYA


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan judul “ Sapi Sub Tropis : Sapi Hereford dan Produksinya”. Meskipun dalam penyelesaian makalah ini kami jumpai banyak kendala seperti sangat terbatasna referensi yang tersedia baik di buku maupun di internet. Tapi kelompok kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu guna melengkapi tugas mata kuliah dasar ternak potong dan kerja yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah ini.
            Dalam makalah ini terdapat informasi-informasi mengenai Sapi Hereford, Hijauan segar, serta metode penggemukan dan masih banyak lagi yang terpapar didalamnya. Kelompok kami juga sangat menyadari bahw makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan didalamnya. Oleh sebab itu, kami berharap adanya keritik dan saran yang bersifat membangun agar kami dapat semakin maksimal dalam penulisan makalah di kemudian hari.
            Harapan kami semoga makalah ini dapat menjadi manfaat bagi siapapun yang membacanya. Sekali lagi kami memohon maaf bila ada banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Assalamualikum. Wr. Wb.



Banda Aceh, 11 April 2016

Penyusun Makalah


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat),(Anonimus2010).

Ternak menggunakan komponen zat-zat gizi untuk memenuhi kebutuhan mempertahankan kondisi normal tubuhnya, pertumbuhan jaringan tubuh, berproduksi danbereproduksi. Produk-produk ternak, seperti daging, susu, telur dan hasil-hasil ikutan lain,pada dasarnya merupakan hasil dari serangkaian proses yang kompleks, mulai dari prosespencernaan sampai metabolisme zat-zat gizi, yang mengakumulasikan protein, karbohidrat,lemak dan mineral pada jaringan-jaringan tubuh. Laju akumulasinya menentukan jumlahproduk yang dibentuk dan komposisi atau kualitas dari produk tersebut ditentukan oleh lajuakumulasi dari masing-masing komponennya selama waktu tertentu . Produksi daging identik dengan pertumbuhan jaringan pada ternak muda yangbertumbuh. Protein, karbohidrat dan lemak berakumulasi pada jaringan-jaringan dengan lajuyang sama dengan perbedaan antara laju sintesis dan katabolismenya. Pada keadaan normal,laju akumulasi lebih sedikit dibandingkan laju sintesis ataupun laju katabolismenya.Komponen-komponen organik pada susu dan telur berakumulasi pada laju yang sama denganlaju sintesisnya karena produk-produk tersebut merupakan produk sel yang langsungdiekskresikan oleh sel yang bersangkutan dan tidak mengalami proses katabolik. Tenagayang dibutuhkan untuk mengendalikan rangkaian proses sintesis tersebut berasal dari energy yang dibebaskan oleh proses oksidatif dalam sel-sel (Kartadiasastra, 1997).

Neraca  vitamin  dan  mineral  mempengaruhi  jumlah  produk secara tidak langsung, karena metabolisme protein,  karbohidrat dan lemak banyak bergantung pada kehadirannya.  Umumnya  tanaman  mengandung zat-zat tersebut, karena itu maka dalam makalah ini akan diulas lebih lanjut tentang bahan pakan asal hijauan tersebut  (Kartadiasastra, 1997).  Pakan  untuk  ternak  sapi  potong   dapat berupa Hijauan  (rumput,  kacang-kacangan  dan  limbah   pertanian),   konsentrat  (dedak padi,  onggok,  ampas  tahu) dan  makanan tambahan (vitamin, mineral dan urea.). Secara  umum  jumlah  makanan  yang  diberikan  untuk  seekor  sapi  setiap  hari adalah sebagai berikut :
- Hijauan : 35 - 47 Kg, atau bervariasi menurut berat dan besar badan.
- Konsentrat : 2 - 5 kg
- Pakan tambahan : 30 - 50 gr (Anonimus 2010).




B. Tujuan
          1.      Mengetahui produksi pakan sapi hereford
          2.      Mengetahui konsumsi pakan sapi hereford
          3.      Mengetahui harga jual sapi hereford
          4.      Mengetahui pertambahan berat badan sapi hereford

  
BAB II
PEMBAHASAN

Sapi Hereford adalah sapi yang berasal dari daerah Hereford yang terletak di lembah antara Severn River dan Wales, Inggris yang dikenal dengan white face cattle. Terdapat dua bangsa Hereford, yaitu sapi Hereford bertanduk yang merupakan bangsa sapi Hereford asli dan tidak bertanduk (polled Hereford). Sapi ini memiliki daya adaptasi yang cukup bagus sehingga sapi Hereford telah tersebar di lebih dari 50 Negera. Yang pertama kali di ekspor dari Inggris pada tahun 1817, mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Australia, Russia. Sapi ini juga disilangkan dengan jenis sapi Brahman sehingga menghasilkan jenis Brahman Cross Sapi ini adalah jenis sapi potong atau pedaging.
Sapi Hereford memiliki ukuran badan medium sampai berat. Baik pejantan dan betina masing-masing dapat mencapa 1.200 dan 800 kg. Baerat lahir sapi ini juga termassuk medium, sedangkan berat sapihnya tergolong antara medium sampai berat. Warna bulunya termasuk yang paling aneh diantara bangsa-bangsa sapi lain, yaitu putih pada bagian muka dan merah pada bagian badan dengan warna putih mulai dari leher, brisket, flank dan switch, serta dibawah lutut. Bangsa sapi hereford memiliki tanduk, dengan arah tumbuh kedalam dan kebawah. Sifat-sifat yang menjadi kelebihannya adalah ketahanan, kemampuan merumput, daya adaptasi. Efisiensi reproduksi, disposisi dan tempramen yang baik, tulang-tulang yang kuat, serta peradagingan yang tebal.

Karakteristik Sapi Hereford yaitu:

1. Berwarna merah dengan bagian muka, dada, perut bagian bawah, kaki bagian bawah, dan rambut ekor berwarna putih.
2. Bertubuh rendah, tegap, lebar, rata, dan berurat daging padat.
3. Memiliki tanduk dengan arah tumbuh ke dalam dan ke bawah.
4. Bobot jantan dewasa 1.200 kg dan bobot betina dewasa 800 kg.
5. Tingkat pertumbuhannya sangat cepat dan produktifitasnya juga tinggi.
6. Tingkat ketahanan dan kmaampuan dalam merumput terbilang baik.
7. Tempramennya baik, tulang kuat dan perdagingannya tebal.

1.Hijauan Segar
        Hijauan  segar  adalah  semua  bahan  pakan  yang  diberikan  kepada   ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong  terlebih  dahulu  (oleh manusia)  maupun yang tidak  (disengut langsung oleh ternak).  Hijauan segar  umumnya  terdiri atas daun-daunan   yang   berasal  dar i   rumput-rumputan,   tanaman    bijibijian/ jenis kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi,  terutama di daerah  tropis  meskipun  sering  dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan  para  peternak/pengelola  ternak.  
Hijauan  banyak  mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat  berperan dalam  menghasilkan enenergi. 

2. Metode Penggemukan
        Usaha  pemeliharaan  sapi  saat  ini bertujuan untuk penggemukan (fattening) dan  pembibitan  (reproduksi).  Sistem  pemeliharaan  untuk  tujuan penggemukan dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : 

a.  Penggemukan  dry lot fattening,  cara  penggemukan  dengan pemberian pakan penguat yang terdiri dari : biji-bijian, jagung  serta  hasil  ikutan  produk pertanian seperti   katul,   bungkil   kelapa   dan   bungkil   kacang.   Pada   pola   ini   ternak dikandangkan terus menerus.
b. Penggemukan pasture fattening, cara penggemukan dengan cara melepas ternak di padang penggembalaan.
c. Penggemukan  campuran,  merupakan  perpaduan  antara  dry  lot fattening dan pasture fattening. Selain digembalakan  juga  diberi  pakan  penguat  (konsentrat). 




3. Pemberian Pakan
            Dalam usaha budidaya ternak, hewan ternak membutuhkan zat makanan yang mengandung protein dan energi. Pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan sebagai sumber energi dan hijauan leguminosa sebagai sumber protein serta dapat disertakan pakan tambahan konsentrat. Rumput atau campuran rumput dan leguminosa diberikan dengan perbandingan 10 bagian leguminosa. Pada prinsipnya, hijauan diberikan 10 persen dari berat badan sapi, yakni antara 30 sampai 40 kg per ekor perhari. Pemberiannya sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Pakan tambahan ( konsentrat ) diberikan 3 sampai 4 bulan menjelang akhir penggemukan. Umumnya diberikan sebanyak 1,5 % dari berat badan hidup atau 3 sampai 4 kg per ekor per hari. Pemberiannya pada pagi hari atau siang hari. Cara pemberian yang baik adalah, dengan menggunakan tempat pakan guna menghindari ransom yang berserakan. Minuman harus bersih dan selalu tersedia. Pemberian garam dapur sekedar saja yang disediakan dalam bentuk batangan ditaruh ditempat makan ( akan dijilat sendiri ) rumput yang diberikan pada sapi kereman harus dalam bentuk potongan antara 10 cm sampai 20 cm.
            Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi. Produktivitas ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme/probiotik dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).

4. Manfaat Pakan
          a.       Sumber Energi
Termasuk   dalam   golongan   ini  adalah  semua bahan pakan ternak yang kandungan  protein  kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di   bawah   18% .  Berdasarkan    jenisnya,   bahan     pakan    sumber   energi  dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
-  Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
-  Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
-  Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
-  Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput.

       b.      Sumber Protein
Golongan   pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan  protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:

-  Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan  sebagai  hasil  sampingan  (daun nangka,  daun pisang,  daun  ketela rambat, ganggang dan bungkil).
-  Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero.
-  Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).


       c.       Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

5. Kebutuhan Pakan
            Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.

6. Konsumsi Pakan
            Ternak   ruminansia    yang   normal   (tidak  dalam  keadaan  sakit/sedang berproduksi),  mengkonsumsi  pakan  dalam  jumlah  yang  terbatas sesuai dengan kebutuhannya   untuk   mencukupi   hidup    pokok.   Kemudian   sejalan   dengan pertumbuhan,   perkembangan  kondisi  serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak   ruminansia   sangat   dipengaruhi  oleh   faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri). 

a.Temperatur Lingkungan                                          .
        Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang   sesuai   dengan  kehidupannya,   baik   dalam   keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat  bervariasi  dan  erat  kaitannya dengan  kondisi  ternak  yang  bersangkutan   yang   meliputi  jenis  ternak,  umur, tingkat  kegemukan,  bobot  badan,  keadaan  penutup  tubuh  (kulit, bulu), tingkat produksi  dan  tingkat   kehilangan  panas  tubuhnya  akibat  pengaruh lingkungan.
Apabila  terjadi  perubahan  kondisi  lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan  kenaikan  temperatur  lingkungan.  Makin  tinggi  temperatur  lingkungan hidupnya, maka tubuh terna akan  terjadi  kelebihan  panas,  sehingga  kebutuhan terhadap  pakan akan  turun.  Sebaliknya, pada  temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan  karena  ternak membutuhkan tambahan panas.  Pengaturan  panas  tubuh  dan  pembuangannya   pada  keadaan  kelebihan panas dilakukan  ternak  dengancara  radiasi,  konduksi,  konveksi  dan  evaporasi.
b.Palatabilitas
         Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari  keadaan  fisik  dan  kimiawi  yang  dimiliki  oleh  bahan-bahan  pakan   yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti  kenampakan,  bau,  rasa  (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya.  Hal inilah  yang menumbuhkan daya tarik dan  merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.

c.Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.

d.Status  Fisiologis                                                                                        .
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya
e.Konsentrasi Nutrisi                                                                   .
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah
f.Bentuk Pakan                                                                         .
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
g.Bobot Tubuh                                                                                                 .
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula: Berat badan  =  Panjang badan  (inci) x Lingkar Dada 2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan) 0,75                              .
7. Pemberian Pakan
          Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian pakan ternak potong adalah :

1. Kondisi
2. Umur
3. Bangsa
4. Jenis kelamin 
5. Tipe ransum
6. Kondisi lingkungan
a. Manajemen pakan induk
Pemberian pakan utamanya ditujuakan untuk menunjang fertilitas, menghasilkan produksi susu yang tinggi, Selain itu pedet yang dilahirkan memiliki laju pertumbuhan yang baik. Pemberian pakan harus diperhatikan utamanya pada masa beranak yaitu 60 hari sebelum melahirkan sampai dengan 90 hari setelah melahirkan. Pada 90 sampai 120 hari akhir kebuntingan, kebutuhan pakan induk harus mencapai pertambahan berat badan antara 0,2 sampai 0,5 kg per hari.

b. Manajen pakan betina pengganti 

Sapi dara (heifer) pengganti pada umur 14 sampai 15 bulan perlu pertambahan berat badan sebesar 0,5 sampai 0,7 kg per hari. Betina yang telah kawin perlu pertambahan berat badan 0,5 kg per hari pada trimester pertama kebuntingannya.
c. Manajemen pakan pejantan

Pemberian pakan yang kualitas tinggi sekurang-kurangnya 2 bulan terakhir sebelum masa kawin. Pejantan yearling (1-2 tahun) perlu pertambahan berat badan 0,7 kg per hari. Pejantan umur lebih dari 2 tahun pertambahan berat badan o,75 kg per hari.
d. Manajemen pakan bakalan

Kebutuhan protein dan energy ditingkatkan sejak umur 3 bulan sampaih disapih. Walaupun belum disapih, pedet yang akan dijadikan bakalan, sudah diberikan pakan hijauan setengah dari kebutuhannya.
 8. Teknologi Pakan
Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian yang kurang berguna menjadi produk yang berdaya guna.Pengolahan bahan pakan yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak) akan memberi kemudahan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Pengolahan secara kimiawi (dengan menambah beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk mencernanya. 
Banyak teknik pengolahan telah dilakukan di negara-negara beriklim subtropis dan tropis, akan tetapi sering menyebabkan pakan menjadi tidak ekonomis dan masih memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya, terutama dalam penerapannya di tingkat peternak.Beberapa teknik pengolahan bahan pakan yang mudah dilakukan di lapangan adalah:


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan

1.      Sapi Hereford adalah sapi yang berasal dari daerah Hereford yang terletak di lembah antara Severn River dan Wales, Inggris.
2.      Sapi Hereford memiliki ukuran badan medium sampai berat.
3.      Warna bulunya termasuk yang paling aneh diantara bangsa-bangsa sapi lain, yaitu putih pada bagian muka dan merah pada bagian badan dengan warna putih mulai dari leher, brisket, flank dan switch, serta dibawah lutut.
4.      Bobot jantan dewasa 1.200 kg dan bobot betina dewasa 800 kg.
5.      Terdapat dua bangsa Hereford, yaitu sapi Hereford bertanduk yang merupakan bangsa sapi Hereford asli dan tidak bertanduk (polled Hereford).



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2009. http:// Manajemen Pemeliharaan sapi potong. animal-Intelektual. Blogspot.Com. Html.
Hartadi, H. S., S. Reksohadiprodo, dan AD Tillam. 1997. Table Komposisi pakan Untuk Indonesia. Gadja Madah University Press. Yogyakarta.
Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan & Pengelolaan Pakan ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius
Sudarmono A. S, Y. Bambang Sugeng. 2008. Sapi Potong. Jakarta. Penebar Swadaya.
Sutardi, I.1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid I. departemen Ilmu Makanan ternak. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Share this article :

0 comments:

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Pet014 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger