SAPI HEREFORD DAN PRODUKSINYA
Kata
Pengantar
Puji
dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan judul “ Sapi
Sub Tropis : Sapi Hereford dan Produksinya”. Meskipun dalam penyelesaian
makalah ini kami jumpai banyak kendala seperti sangat terbatasna referensi yang
tersedia baik di buku maupun di internet. Tapi kelompok kami dapat menyusun
makalah ini dengan tepat waktu guna melengkapi tugas mata kuliah dasar ternak
potong dan kerja yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah ini.
Dalam makalah ini terdapat
informasi-informasi mengenai Sapi Hereford, Hijauan segar, serta metode
penggemukan dan masih banyak lagi yang terpapar didalamnya. Kelompok kami juga
sangat menyadari bahw makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan
didalamnya. Oleh sebab itu, kami berharap adanya keritik dan saran yang
bersifat membangun agar kami dapat semakin maksimal dalam penulisan makalah di
kemudian hari.
Harapan kami semoga makalah ini
dapat menjadi manfaat bagi siapapun yang membacanya. Sekali lagi kami memohon
maaf bila ada banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Assalamualikum.
Wr. Wb.
Banda
Aceh, 11 April 2016
Penyusun
Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak-ternak
dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara
mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar
ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan.
Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda
maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging)
serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara
daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang
diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam
jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa:
hijauan dan konsentrat (makanan penguat),(Anonimus2010).
Ternak
menggunakan komponen zat-zat gizi untuk memenuhi kebutuhan mempertahankan
kondisi normal tubuhnya, pertumbuhan jaringan tubuh, berproduksi
danbereproduksi. Produk-produk ternak, seperti daging, susu, telur dan
hasil-hasil ikutan lain,pada dasarnya merupakan hasil dari serangkaian proses
yang kompleks, mulai dari prosespencernaan sampai metabolisme zat-zat gizi,
yang mengakumulasikan protein, karbohidrat,lemak dan mineral pada
jaringan-jaringan tubuh. Laju akumulasinya menentukan jumlahproduk yang
dibentuk dan komposisi atau kualitas dari produk tersebut ditentukan oleh
lajuakumulasi dari masing-masing komponennya selama waktu tertentu . Produksi
daging identik dengan pertumbuhan jaringan pada ternak muda yangbertumbuh.
Protein, karbohidrat dan lemak berakumulasi pada jaringan-jaringan dengan
lajuyang sama dengan perbedaan antara laju sintesis dan katabolismenya. Pada
keadaan normal,laju akumulasi lebih sedikit dibandingkan laju sintesis ataupun
laju katabolismenya.Komponen-komponen organik pada susu dan telur berakumulasi
pada laju yang sama denganlaju sintesisnya karena produk-produk tersebut
merupakan produk sel yang langsungdiekskresikan oleh sel yang bersangkutan dan
tidak mengalami proses katabolik. Tenagayang dibutuhkan untuk mengendalikan
rangkaian proses sintesis tersebut berasal dari energy yang dibebaskan oleh
proses oksidatif dalam sel-sel (Kartadiasastra, 1997).
Neraca vitamin dan mineral
mempengaruhi jumlah produk secara tidak langsung, karena
metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak banyak bergantung pada kehadirannya. Umumnya tanaman mengandung zat-zat tersebut, karena itu maka
dalam makalah ini akan diulas lebih lanjut tentang bahan pakan asal hijauan
tersebut (Kartadiasastra, 1997). Pakan untuk ternak sapi potong dapat
berupa Hijauan (rumput, kacang-kacangan dan limbah pertanian), konsentrat
(dedak padi, onggok, ampas tahu) dan makanan tambahan (vitamin, mineral dan urea.).
Secara umum jumlah makanan yang diberikan untuk seekor
sapi setiap hari
adalah sebagai berikut :
- Hijauan : 35 - 47 Kg, atau bervariasi menurut berat dan besar badan.
- Konsentrat : 2 - 5 kg
- Pakan tambahan : 30 - 50 gr (Anonimus 2010).
B. Tujuan
1.
Mengetahui produksi pakan sapi hereford
2.
Mengetahui konsumsi pakan sapi hereford
3.
Mengetahui harga jual sapi hereford
4.
Mengetahui pertambahan berat badan sapi
hereford
BAB II
PEMBAHASAN
Sapi Hereford adalah sapi yang berasal dari daerah Hereford yang terletak di lembah
antara Severn River dan Wales, Inggris yang dikenal dengan white face cattle.
Terdapat dua bangsa Hereford, yaitu sapi Hereford bertanduk yang merupakan
bangsa sapi Hereford asli dan tidak bertanduk (polled Hereford). Sapi ini
memiliki daya adaptasi yang cukup bagus sehingga sapi Hereford telah tersebar
di lebih dari 50 Negera. Yang pertama kali di ekspor dari Inggris pada tahun
1817, mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Australia, Russia. Sapi ini juga disilangkan dengan jenis sapi
Brahman sehingga menghasilkan jenis Brahman Cross Sapi ini adalah jenis sapi
potong atau pedaging.
Sapi Hereford memiliki ukuran badan medium
sampai berat. Baik pejantan dan betina masing-masing dapat mencapa 1.200 dan
800 kg. Baerat lahir sapi ini juga termassuk medium, sedangkan berat sapihnya
tergolong antara medium sampai berat. Warna bulunya termasuk yang paling aneh
diantara bangsa-bangsa sapi lain, yaitu putih pada bagian muka dan merah pada
bagian badan dengan warna putih mulai dari leher, brisket, flank dan switch,
serta dibawah lutut. Bangsa sapi hereford memiliki tanduk, dengan arah tumbuh
kedalam dan kebawah. Sifat-sifat yang menjadi kelebihannya adalah ketahanan,
kemampuan merumput, daya adaptasi. Efisiensi reproduksi, disposisi dan
tempramen yang baik, tulang-tulang yang kuat, serta peradagingan yang tebal.
Karakteristik Sapi Hereford yaitu:
1. Berwarna merah dengan bagian muka, dada, perut
bagian bawah, kaki bagian bawah, dan rambut ekor berwarna putih.
2. Bertubuh rendah, tegap, lebar, rata, dan
berurat daging padat.
3. Memiliki tanduk dengan arah tumbuh ke dalam
dan ke bawah.
4. Bobot jantan dewasa 1.200 kg dan bobot betina
dewasa 800 kg.
5. Tingkat pertumbuhannya sangat cepat dan
produktifitasnya juga tinggi.
6. Tingkat ketahanan dan kmaampuan dalam merumput
terbilang baik.
7. Tempramennya baik, tulang kuat dan
perdagingannya tebal.
1.Hijauan Segar
Hijauan segar adalah
semua bahan pakan yang diberikan
kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal
dar i
rumput-rumputan, tanaman
bijibijian/ jenis
kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai
ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak
sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak.
Hijauan banyak mengandung
karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan enenergi.
2. Metode Penggemukan
Usaha pemeliharaan sapi saat ini bertujuan untuk penggemukan (fattening)
dan pembibitan (reproduksi). Sistem pemeliharaan
untuk tujuan penggemukan dapat dilakukan dengan 3
cara, yaitu :
a. Penggemukan dry lot fattening, cara penggemukan dengan pemberian pakan penguat yang terdiri
dari : biji-bijian, jagung serta hasil ikutan
produk pertanian seperti katul, bungkil
kelapa dan bungkil
kacang. Pada pola ini ternak
dikandangkan terus menerus.
b. Penggemukan pasture fattening, cara penggemukan dengan cara melepas ternak
di padang penggembalaan.
c. Penggemukan campuran, merupakan perpaduan antara dry
lot fattening dan pasture fattening.
Selain digembalakan juga diberi pakan
penguat (konsentrat).
3. Pemberian Pakan
Dalam usaha budidaya ternak, hewan
ternak membutuhkan zat makanan yang mengandung protein dan energi. Pakan ternak
ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan sebagai sumber energi dan hijauan
leguminosa sebagai sumber protein serta dapat disertakan pakan tambahan
konsentrat. Rumput atau campuran rumput dan leguminosa diberikan dengan
perbandingan 10 bagian leguminosa. Pada prinsipnya, hijauan diberikan 10 persen
dari berat badan sapi, yakni antara 30 sampai 40 kg per ekor perhari. Pemberiannya
sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Pakan tambahan ( konsentrat ) diberikan 3
sampai 4 bulan menjelang akhir penggemukan. Umumnya diberikan sebanyak 1,5 %
dari berat badan hidup atau 3 sampai 4 kg per ekor per hari. Pemberiannya pada
pagi hari atau siang hari. Cara pemberian yang baik adalah, dengan menggunakan
tempat pakan guna menghindari ransom yang berserakan. Minuman harus bersih dan
selalu tersedia. Pemberian garam dapur sekedar saja yang disediakan dalam
bentuk batangan ditaruh ditempat makan ( akan dijilat sendiri ) rumput yang
diberikan pada sapi kereman harus dalam bentuk potongan antara 10 cm sampai 20
cm.
Hijauan rumput yang biasa dijadikan
pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput
setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum
purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena
leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia
sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat
dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol
jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan
kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu
perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi. Produktivitas
ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme/probiotik
dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada
dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui
teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).
4. Manfaat Pakan
4. Manfaat Pakan
a. Sumber
Energi
Termasuk
dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi
serat kasar di bawah 18% . Berdasarkan jenisnya,
bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
- Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
- Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
- Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
- Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput.
- Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
- Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
- Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
- Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput.
b. Sumber
Protein
Golongan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak
yang mempunyai kandungan protein minimal
20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
- Kelompok hijauan sebagai sisa hasil
pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan
(daun nangka, daun pisang, daun ketela
rambat, ganggang dan bungkil).
- Kelompok hijauan yang sengaja ditanam,
misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero.
- Kelompok bahan yang dihasilkan dari
hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
c. Sumber
Vitamin dan Mineral
Hampir
semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan,
mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi
tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan
bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan
seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan
mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan
pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang
dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran
pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
5. Kebutuhan Pakan
Kebutuhan ternak terhadap pakan
dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap
harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa,
bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat
hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka,
setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda
pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National
Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan
dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi
tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi
ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang
sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.
6. Konsumsi Pakan
Ternak ruminansia
yang normal (tidak dalam keadaan
sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam
jumlah yang terbatas
sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi
hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya,
konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada
ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor
internal (kondisi ternak itu sendiri).
a.Temperatur Lingkungan .
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.
Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh terna akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
b.Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
c.Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
d.Status Fisiologis .
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya
e.Konsentrasi Nutrisi .
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah
f.Bentuk Pakan
.
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
g.Bobot Tubuh
.
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula: Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada 2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan) 0,75 .
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula: Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada 2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan) 0,75 .
7. Pemberian Pakan
Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemberian pakan ternak potong adalah :
1. Kondisi
2. Umur
3. Bangsa
4. Jenis kelamin
5. Tipe ransum
6. Kondisi lingkungan
a. Manajemen pakan induk
Pemberian pakan utamanya ditujuakan untuk menunjang fertilitas, menghasilkan
produksi susu yang tinggi, Selain itu pedet yang dilahirkan memiliki laju
pertumbuhan yang baik. Pemberian pakan harus diperhatikan utamanya pada masa
beranak yaitu 60 hari sebelum melahirkan sampai dengan 90 hari setelah
melahirkan. Pada 90 sampai 120 hari akhir kebuntingan, kebutuhan pakan induk
harus mencapai pertambahan berat badan antara 0,2 sampai 0,5 kg per hari.
b. Manajen pakan betina pengganti
Sapi dara (heifer) pengganti pada umur 14 sampai 15 bulan perlu pertambahan
berat badan sebesar 0,5 sampai 0,7 kg per hari. Betina yang telah kawin perlu
pertambahan berat badan 0,5 kg per hari pada trimester pertama kebuntingannya.
c. Manajemen pakan pejantan
Pemberian pakan yang kualitas tinggi sekurang-kurangnya 2 bulan terakhir
sebelum masa kawin. Pejantan yearling (1-2 tahun) perlu pertambahan berat badan
0,7 kg per hari. Pejantan umur lebih dari 2 tahun pertambahan berat badan o,75
kg per hari.
d. Manajemen pakan bakalan
Kebutuhan protein dan energy ditingkatkan sejak umur 3 bulan sampaih disapih.
Walaupun belum disapih, pedet yang akan dijadikan bakalan, sudah diberikan
pakan hijauan setengah dari kebutuhannya.
8.
Teknologi Pakan
Teknologi
pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan
meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa
simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian
yang kurang berguna menjadi produk yang berdaya guna.Pengolahan bahan pakan
yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak)
akan memberi kemudahan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Pengolahan secara
kimiawi (dengan menambah beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel
tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga
memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk mencernanya.
Banyak teknik pengolahan telah dilakukan di negara-negara beriklim subtropis
dan tropis, akan tetapi sering menyebabkan pakan menjadi tidak ekonomis dan
masih memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya, terutama dalam
penerapannya di tingkat peternak.Beberapa teknik pengolahan bahan pakan yang
mudah dilakukan di lapangan adalah:
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Sapi Hereford adalah sapi yang berasal dari daerah Hereford yang terletak di lembah
antara Severn River dan Wales, Inggris.
2. Sapi Hereford memiliki ukuran badan medium
sampai berat.
3. Warna bulunya termasuk yang paling aneh
diantara bangsa-bangsa sapi lain, yaitu putih pada bagian muka dan merah pada
bagian badan dengan warna putih mulai dari leher, brisket, flank dan switch,
serta dibawah lutut.
4. Bobot jantan dewasa 1.200 kg dan bobot betina
dewasa 800 kg.
5. Terdapat dua bangsa Hereford, yaitu sapi Hereford bertanduk yang merupakan
bangsa sapi Hereford asli dan tidak bertanduk (polled Hereford).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http:// Manajemen
Pemeliharaan sapi potong. animal-Intelektual. Blogspot.Com. Html.
Hartadi, H. S., S. Reksohadiprodo, dan AD
Tillam. 1997. Table Komposisi pakan Untuk Indonesia. Gadja Madah University
Press. Yogyakarta.
Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan
& Pengelolaan Pakan ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing).
Yogyakarta, Kanisius
Sudarmono A. S, Y. Bambang Sugeng. 2008.
Sapi Potong. Jakarta. Penebar Swadaya.
Sutardi, I.1980. Landasan Ilmu Nutrisi.
Jilid I. departemen Ilmu Makanan ternak. Fakultas peternakan. Institut
Pertanian Bogor.
0 comments:
Post a Comment